Kursus Pelatihan Sakit Kepala - LMIC

Kursus ini ditujukan bagi para profesional kesehatan yang tertarik untuk memperoleh keahlian tentang gangguan sakit kepala. Silabus mencakup bidang-bidang yang diminati dalam program ini, mulai dari Ilmu Sosial hingga Ilmu Dasar, dari Translasi hingga Pengobatan Sakit Kepala Klinis. Koleksi ini mendukung dan memperkuat penelitian yang berkaitan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera.

Lamanya

Program ini membutuhkan waktu belajar selama 50 jam, termasuk kuliah, bimbingan belajar, kegiatan elektronik, kegiatan penelitian, dan studi individu. Kredit untuk program ini berlangsung selama satu tahun akademik penuh.

Prioritas Kesehatan Masyarakat

Sakit kepala terdaftar dalam survei Global Burden of Diseases 2019 terbaru secara kumulatif di posisi ke-2 di antara semua penyakit yang melumpuhkan dan di posisi pertama jika hanya jenis kelamin perempuan yang dihitung. Perhitungan ini didasarkan pada YLD = tahun hidup yang hilang karena disabilitas.

Beban Sosial

Sakit kepala berulang adalah salah satu kondisi kronis dengan insiden tertinggi, kedua setelah Nyeri Punggung Bawah (Global Burden of Diseases 2019), dengan nilai yang lebih tinggi pada wanita (9,1%) daripada pria (7,8%). Migrain menempati urutan pertama di antara wanita muda di bawah usia 50 tahun. Tidak ada penyakit lain, baik yang menular maupun tidak menular, yang bertanggung jawab atas lebih banyak tahun kehidupan sehat yang hilang pada wanita muda, meskipun migrain tidak menyebabkan kematian dini.

Masalah Ekonomi dan Hambatan untuk Berobat

Sakit kepala primer dan migrain adalah masalah kesehatan masyarakat dengan biaya yang cukup besar bagi pasien dan masyarakat. Biaya ini termasuk yang tertinggi di antara penyakit otak utama, lebih tinggi dari demensia yang mencapai 8,6 miliar, gangguan psikotik/afektif 18,7 miliar, dan stroke 3,4 miliar.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan SDG3 sebagai Pilar Pendidikan

Dengan mempertimbangkan beban penyakit dan biaya tinggi yang terkait dengan pengelolaan kondisi ini, semua strategi pencegahan dan pengobatan dini harus dipertimbangkan karena cenderung hemat biaya. Karena sakit kepala kronis merupakan penyebab utama disabilitas dan pemanfaatan layanan, identifikasi penderita secara dini dan benar serta pengobatan yang tepat sangat diharapkan. Hal ini tentunya akan mengurangi biaya baik secara langsung, dengan mengurangi penggunaan perawatan spesialis atau rumah sakit, dan secara tidak langsung, dengan mengurangi episode akut dan meningkatkan kualitas hidup.